Aku akan diberi kedudukan, tapi dengan syarat aku harus mau menjadi
suami kontrak anaknya yang hamil diluar nikah. Oleh karena keadaan
itulah aku menerima persyaratannya meskipun bapakku tidak setuju akan
keputusanku. Tapi karena tekadku sudah bulat maka aku terpaksa tidak
mendengar nasehat bapakku. Maka berangkatlah aku menuju ke rumahnya.
Sesampai di rumahnya, aku dikenalkan dengan cewek calon istriku itu.
Namanya Sari. Cantik juga orangnya tapi agak sombong dan cerewetnya
minta ampun. Dia melihatku cuek dan sepertinya tidak ada rasa suka
padaku. Wuih hebat juga nich cewek, padahal di kampung aku jadi
primadona desa. Cewek-cewek yang mandi di sungai biasanya mengajakku
untuk mandi bersama. Mereka tidak malu telanjang di hadapanku,
mulai dari gadis cilik, gadis perawan, ibu-ibu muda, janda muda,
janda tua, bahkan sampai nenek- nenek pun pamer tubuh di hadapanku. Aku
sungguh heran dengan cewek satu ini kenapa dia tidak ada rasa suka sama
sekali padaku yang ganteng ini. Di saat hari pernikahan, dia tidak
menampakkan wajah gembira sama sekali. Wajahnya murung dan cuek padaku,
meskipun di hadapan tamu dia masih bisa tersenyum. Selesai acara resepsi
pernikahan kami, disaat para tamu sudah pulang.
Dia langsung masuk ke kamar. Aku langsung menyusul dari belakang,
tapi tidak kuduga pintu kamar telah terkunci dari dalam. Aku bingung dan
agak kesal karena sikapnya. Sepertinya dia tidak menghormatiku,
meskipun aku hanya suami kontrakan. Kedua mertuaku pun jadi bingung akan
sikap anaknya. Mereka minta maaf padaku, lalu menyuruhku tidur di kamar
tamu. Keesokan harinya, disaat aku mau mandi dan ganti baju kuketok
pintu kamarnya yang terkunci. Nggak ada jawaban. “Sayang, aku mau
mandi.. tolong buka pintunya dong..?” Tidak ada jawaban, aku bingung.
Lalu.. “Sayang, aku mau berangkat kerja nich nanti telat lho.. Tolong
buka pintunya sayang.?”
Lalu beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, aku masuk. Kulihat
dia tidur lagi dengan posisi tengkurap, memakai daster putih transparan
sehingga lekuk-lekuk tubuhnya kelihatan jelas sekali. Pantatnya yang
montok itu terpampang jelas karena ia tidak memakai CD. Lalu aku masuk
ke kamar mandi, sengaja pintu kamar mandi tidak kututup. Saat aku sedang
mandi dan kebetulan aku sedang menggosok penisku yang besar dan panjang
dengan sabun LUX dan penisku sedang berdiri tegak karena gosokanku
tadi. “Eeehh..”
tiba-tiba Sari masuk terburu-buru sambil kedua tangannya mengangkat
dasternya ke atas. Melihat aku ada di dalam kamar mandi dan kebetulan
aku menghadap ke arah pintu. “Aaahh.. Sonnyy..” teriaknya kaget
sekaligus senang tertahan sambil menutupkan kedua tangannya ke arah
mulutnya, tapi matanya yang terbelalak kaget itu tetap tertuju ke arah
penisku. Lalu.. “Sonnyy..” lanjutnya setelah kekagetannya sedikit
hilang, “Lho.. kok.. pintunya nggak ditutup sih..” katanya.
Sambil matanya masih tetap tertegun ke arah penisku. “Lho.. ini kan
kamar mandi kita Sayang.. buat apa pintunya ditutup.. ya kan sayang..
Kamu pasti mau pipis kan Sayang.. sini aku bantu.. buka aja dasternya
biar nggak basah nanti..” kataku sambil membuka dasternya dan
terpampanglah tubuhnya yang indah, susunya yang besar dan perutnya yang
datar. Dan itu.. vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang lumayan
lebat dan mungil. “Akhh.. kamu orangnya lembut juga ya Son..? Oh.. ya
maafkan aku tadi malam, bukannya aku tidak mau menerima kamu sebagai
suamiku meski hanya kontrakan. Tapi sebetulnya aku hanya memberi sebuah
ujian buat kamu.
Apakah kamu mau mengawini aku yang sudah ternoda ini dengan tulus dan
ikhlas. Dan sepertinya kamu orangnya baik dan sabar. Buktinya tadi
sewaktu kamu masuk ke kamar, kamu ingat kan aku tidur tanpa menggunakan
CD dan BH. Itu juga suatu ujian buat kamu, apakah kamu kuat menahan
nafsumu untuk tidak menyentuhku sebelum aku mengijinkanmu untuk
menyentuhku. Dan sekarang kamu memiliki semua apa yang kumiliki dan
tentunya apa yang kamu miliki juga akan jadi milikku. Nah, sekarang aku
mau pipis dan kamu harus meminum air kencingku sebagai tanda kamu cinta
padaku.
Dan nanti aku juga meminum air kencingmu.. jadi kita adil..
bagaimana Sayang setujukah kamu..?” katanya. “Baiklah, Sayang.. Ayo
arahkan vaginamu ke mukaku..?” Hatiku berdebar, aku belum pernah
merasakan bagaimana dikencingi orang, siapa yang mau? Tapi demi masa
depanku, aku merelakan nasibku yang malang. Lalu dia berdiri diantara
kepalaku, kemudian pelan-pelan dia jongkok di atas wajahku, kurasakan
vaginanya menyentuh hidungku. Aku sedikit menekan pinggulnya sehingga
hidungku amblas ke dalam vaginanya, dia tak peduli, terus
digosok-gosokkan vaginanya di sana, setelah itu lidahku mulai menjulur
lalu menjilati lubang pantatnya lagi, sementara dia sepertinya sudah
tidak tahan. “Awas.. mau keluar Sayang..” Aku memejamkan mataku.
Diarahkannya lubang vaginanya ke mulutku, dikuakkan bibir vaginanya
supaya air kencingnya tidak memencar, lalu aku menjulurkan lidahku
menjilati bibir vaginanya, lalu memancarlah air kencingnya dengan sangat
deras, semuanya masuk ke dalam mulutku, sebagian besar keluar lagi.
Setelah itu, kutusuk vaginanya dengan jariku sehingga kencingnya
tertahan seketika, badannya mulai menggeliat dan mulutnya mendesah.
Kenikmatan yang luar biasa dirasakannya ketika kencingnya tertahan oleh
jariku. Lalu vaginanya kutusuk terus keluar masuk dengan jariku. Kira-
kira 1 menit kulihat air kencingnya kembali memancar dashyat, sambil
kencing dia menggosok-gosokkan vaginanya ke seluruh wajahku.
Aku
masih memejamkan mata. Akhirnya kulihat air kencingnya habis, yang
keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai
masuk ke dalam mulutku, dan aku langsung menjilat serta menghisap habis.
Dia mungkin juga tidak tahan, lalu mencium mulutku dengan lahap, terus
dia memegang penisku, dikocok-kocoknya penisku, kemudian dikulumnya
penisku yang besar itu.
Dia menyuruhku nungging di atas wajahnya, lalu disedotnya penisku
yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes
dari lubang kencingku. Aku mulai memompa penisku di dalam mulutnya,
keluar masuk seolah- olah mulutnya adalah vaginanya, dia tidak peduli.
Dia beranikan diri mencoba menjilat lubang pantatku yang berbulu lebat
dan berwarna kehitam- hitaman. Dia menjilat lubang pantatku, kadang-
kadang disedotnya 2 telor kembarku, kadang- kadang penisku kembali masuk
ke mulutnya. Tak lama kemudian tubuhku menegang lalu aku menjerit
keras. Penisku menyemburkan air mani yang banyak sekali ke dalam
mulutnya.
Dia hisap terus, dia menelan semua air maniku yang agak asin tapi
gurih itu, dan sebagian menyembur ke wajahnya, terus dikocok lagi
penisku, aku seperti meregang nyawa, tubuhku meliuk-liuk disertai
erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penisku agak
melemas, tapi terus dihisapnya dengan mulutnya. “Nah, sekarang giliran
kamu Sayang.. ok?” “Baiklah Sayang, aku siap..?” Kemudian aku berlutut
di atas wajahnya, lalu kedua tanganku mengangkat kepalanya sehingga
penisku tepat mengarah ke mulutnya. Dia jilat-jilat kepala penisku yang
masih berlendir. Tak lama kemudian air kencingku menyembur masuk ke
dalam mulutnya. Dia pejamkan matanya, kemudian air kencingku terus
menyembur ke seluruh wajahnya, sebagian diminumnya. Lalu, kupukulkan
penisku ke wajah dan mulutnya. Setelah habis kencingku, dia kembali
menyedot penisku sambil mengocoknya.
Kira-kira 1 menit penisku mulai besar dan tegang kembali, keras
seperti tiang listrik. Aku lalu mengarahkan penisku ke vaginanya,
dituntunnya penisku itu masuk ke dalam vaginanya. Kemudian aku mulai
memompa penisku yang besar itu ke dalam vaginanya. Dia merasakan
kenikmatan yang bukan main setiap penisku kucabut lalu kutusukkan lagi.
Kadang-kadang aku mencabut penisku lalu kumasukkan ke dalam mulutnya,
kemudian aku mulai berusaha menusukkan penisku masuk ke dalam lubang
pantatnya.
“Pelan-pelan Sayang.. sakit.. uhh..” katanya. Kemudian penisku itu
mulai menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatnya, dia agak
kesakitan, tapi diantara rasa sakit itu mungkin dia merasakan ada rasa
nikmatnya. Dia makin lama makin menikmati, sudah 2 kali dia mencapai
orgasme, sedangkan aku masih terus bergantian menusuk vagina dan
pantatnya. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air kencing, kulihat
lantai kamar mandinya yang tadinya kering, sekarang basah semua.
“Aakkhh.. Sarii, Saarrii.. aa..” aku merengek-rengek keenakan sambil
memompa terus penisku di dalam lubang pantatnya. Dengan sigap dia bangun
lalu secepat guntur terus dimasukkannya penisku ke dalam mulutnya,
dikulumnya penisku itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan
dari penisku.
Air maniku menyembur banyak sekali, sebagian ditelannya, sebagian
lagi diarahkannya ke wajahnya sendiri sehingga seluruh wajahnya
berlumuran air maniku. Kemudian aku menggosok-gosokkan penisku ke
seluruh wajahnya, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai
kamar mandi. Kami saling berciuman sangat dalam sekali. “Sony kamu
sungguh luar biasa Sayang, kamu sangat lembut, romantis, baik dan selalu
menuruti segala permintaanku..
oohh.. kamu sungguh suami yang pengertian.. Son.. peluk dan cium aku
lagi Son.. oohh.. sayangku aku cinta kamu..” katanya sambil memeluk dan
menciumiku dengan agresif. “Aku bahagia kamu mau menerima aku, Sari
sayang..” kataku sambil membalas ciumannya. Kepuasan yang mestinya
kudapat tadi malam, tercapai sudah dan itu benar- benar sangat berarti
bagiku. Sari makin sayang denganku. Mohon saran dan tanggapannya. Oh ya,
khusus untuk cewek-cewek, segala status, segala usia, yang ingin
kenalan, berbagi cerita atau pengalaman, langsung saja hubungi saya via
e-mail. TAMAT
Minggu, 11 Januari 2015
Sidebar
Search
-
Aku Andre ingin menceritakan petualangan dengan si nyokap. Siang itu, aku dan mama berada di minimarket kami. Aku tidak kuliah. Seperti b...
-
Aku adalah seorang pria berumur 42 tahun, menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu. Setelah membaca kisah-kisah di situs ini, ...
-
Berawal dari gue mau ambil uang di atm sebuah bank swasta yang letaknya berada di sebuah mall di kota ku. nah pada saat itu gak terl...
-
Namaku sebut saja ningsih (18) aku seorang pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya raya di jakarta. Pekerjaan ini terpaksa aku lalu...
-
Hari ini adalah hari Minggu, tak seperti hari-hari lainnya aku harus bangun pagi, untuk bersiap pergi ke kantor, hari ini aku santai seka...
-
Hari itu Rita pulang agak kemalaman dari tempat kerjanya di bilangan Senen, jadi kendaraan umum pun sudah agak jarang yang melintas. Sem...
-
Dalam cerita ini saya menamakan diri saya, “Heather”. Ini bukan nama saya yang asli, untuk suatu alasan yang saya pikir paling baik un...
-
Namaku Hendri, aku bekerja di sebuah kantor BUMN. Aku sudah menikah selama 3 tahun dengan istriku. Walau kami belum dikaruniai anak, kami...
-
Petualanganku di dunia birahi sudah malang melintang. Dimana pun lokasi syur di Jakarta sudah pernah ku datangi. Ada satu tempat favoritk...
-
Larsih, 26 tahun dan suaminya Tono, 32 tahun, tinggal di rumah petak kontrakan di samping kanan kamar pasangan suami isteri Mas Diran, 38...
Popular Posts
DAFTAR ISI
-
▼
2015
(32)
-
▼
Januari
(32)
- Kontolku disepong 3 cewek
- Ternyata Kontolku dilomot
- Memek kakak Iparku
- Kontol Juraganku menjebol memekku
- Permainan lidah Rina memang mahir
- Memperkosa 3 Wanita Berjilbab
- Menikmati memek ibu temanku
- Celah Dinding Kontrakan
- Rina Gadis Jilbab Bertubuh Sekal
- Gairah Ibu Muda Berjilbab
- Memek Atun pembantuku
- Mama Lisna dan Pak RT
- Aku Sadar Dijadikan Obyek Onani Oleh Anakku
- Memuaskan Ustazah Dila Yang Lagi Horni
- Kuentot memek dokter berjilbab
- Kubuka Jilbab Ibu Kostku Yang Menggoda
- Wanita berjilbab itu istri orang, dan dia menikmat...
- Digilir 8 Kontol
- Desahan Tanteku bikin aku muncrat
- Ngentot Dahsyat dengan Syahrini
- Mantapnya memek wulan guritno
- Nafa Urban mendesah
- Memek Diana mantaaaap
- Memek Denita dibanjiri sperma
- Rere Gadis SMU yang Malang
- Sony kamu sungguh luar biasa Sayang
- Menjádi pemuás náfsu seks Ibu mudá
- Ngentot TINNY, PACAR SAHABATKU
- CEWEK DESA
- Gemes Deh
- Keperawanan ku Hilang di Penginapan
- Menikmati Memek Sari teman Kost
-
▼
Januari
(32)
0 komentar:
Posting Komentar