Denita sendiri adalah gadis yang sangat cantik dan pemberani. Dagunya
yang lancip dan bibir yang mungil mempercantik bentuk wajahnya, rambut
hitam panjangnya yang berkilau, matanya yang bulat indah dengan bola
mata hitam yang besar dan kulitnya yang putih mulus karena Denita masih
merupakan keturunan Chinese menambah daya tariknya selain tubuhnya yang
proporsional. Tinggi Denita sekitar 165 cm, tubuhnya yang langsing namun
padat cukup menonjolkan bagian dada dan pantatnya yang lumayan besar.
Orang-orang merasa bahwa Tono tidak pantas untuk Denita karena selain
penakut, Tono juga tidak begitu mandiri. Walaupun demikian, mereka
saling mencintai satu sama lain. Denita sudah membeli gaun pengantinnya,
dan Tono juga sudah mempersiapkan benda-benda yang mereka perlukan
nantinya.
Suatu malam, ada segerombolan penjahat berjumlah 6 orang datang ke
rumah Tono dan Denita. Mereka terdiri dari 5 laki-laki dan seorang
perempuan. Mereka berhasil melumpuhkan Tono dan menawan Denita. Denita
sempat melawan, namun salah satu penjahat yang lain menjambak rambut
panjang Denita dan memukul perutnya sehingga Denita terkapar kesakitan;
Denita lalu ditampar dan diikat di ranjang dengan masih menggunakan gaun
tidurnya dan mereka memukuli Tono didepan Denita. Denita yang sadar
bahwa ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat itu hanya bisa pasrah,
ia masih shock saat dipukul tadi. Denita memohon pada para penjahat itu
untuk tidak menyakiti Tono, namun ia justru ditertawakan karena
melindungi Tono. Para penjahat itu mulai tertarik melihat wajah Denita
yang cukup cantik dan keseksian tubuh Denita yang mengenakan gaun
tidurnya itu. Mereka juga kagum melihat kemampuan bertarung Denita. Para
penjahat itu lalu mulai mencari barang-barang berharga, namun mereka
tidak menemukan apapun. Penjahat perempuan itu menemukan gaun pengantin
Denita dan cincin nikah Tono dan Denita. Ia lalu menemukan sebuah ide,
dan ia lalu memberitahukan idenya itu pada para temannya. Kelima
penjahat laki-laki itu setuju pada ide perempuan itu.
Perempuan itu lalu membawa Denita ke kamarnya, dan mengancam akan
membunuh Tono apabila Denita tidak menuruti kemauannya. Perempuan itu
menyuruh Denita menceritakan semua pengalamannya bersama Tono. Setelah
mendengar cerita Denita, perempuan itu mengetahui bahwa saat masih
anak-anak, Tono adalah seorang penakut. Denita sering melindungi Tono
dari gangguan anak-anak nakal. Perempuan itu semakin yakin bahwa Tono
tidak mungkin berani melawan mereka.
Perempuan itu lalu menelanjangi Denita dan membawanya ke kamar mandi.
Denita lalu dimandikan oleh perempuan itu, rambutnya dicuci dan
tubuhnya diberi wewangian, sehingga tubuh Denita memancarkan aroma yang
amat wangi. Perempuan itu juga mencukur rambut di kewanitaan Denita
hingga bersih. Denita lalu dipaksa meminum air mentah sebanyak dua
gayung penuh oleh perempuan itu sehingga Denita merasa agak pusing
karena perutnya kembung.
Setelah selesai mandi, perempuan itu mendandani Denita secantik
mungkin. Ia lalu memakaikan celana dalam yang baru, stocking, sarung
tangan, dan gaun pengantin milik Denita lengkap dengan rok dalam
gembungan hola-hop agar rok gaunnya tampak mengembang kepada Denita,
sehingga Denita benar-benar terlihat seperti pengantin wanita yang
hendak menikah. Perempuan itu memerintahkan Denita agar berkelakuan
seperti yang ia perintahkan. Saat dipengantinkan, perempuan itu
menyadari bahwa Denita sedang dalam masa subur saat melihat bercak di
pembalut wanita dan celana dalam yang sebelumnya dipakai Denita.
Tak lama kemudian pintu kamar Denita terbuka dan keluarlah perempuan
itu beserta Denita yang sudah dipengantinkan. Tono dan para penjahat itu
terpesona melihat kecantikan Denita. Denita mengenakan gaun
pengantinnya yang bertipe braless dengan rok yang mengembang dan berekor
panjang, rok itu dihiasi dengan pita-pita yang terjalin sehingga rok
itu tampak berlapis-lapis. Rambut Denita yang hitam panjang dibiarkan
tergerai, dan dihiasi dengan tudung kepala sutra. Mahkota bunga berwarna
putih yang dipakaikan di kepala Denita menambah kecantikan Denita.
Bibir dan kelopak mata Denita berwarna pink. Denita memakai stocking
putih, sarung tangan berwarna putih, dan sepatu hak tinggi berwarna
putih. Dengan gaun model braless itu, dada Denita yang berukuran 34 B
terlihat menonjol, dan tubuhnya menampakkan kesan seksi karena gaun itu
memang agak ketat untuk Denita. Gaun itu makin tampak serasi dengan
kulit Denita yang putih mulus karena Denita masih merupakan keturunan
Chinese. Para penjahat itu berdiskusi sebentar, lalu mereka mengikat
Tono erat-erat, dan membawa Tono ke kamar.
Denita lalu dipakaikan celemek putih berenda oleh para penjahat itu,
dan disuruh memasak makanan untuk para penjahat itu. Denita lalu memasak
makanan untuk para penjahat itu dengan diawasi oleh perempuan itu. Saat
memasak, Denita sering kentut, perempuan itu menyadari bahwa Denita
akan buang air besar. Denita lalu menghidangkan masakannya ke para
penjahat itu. Saat menghidangkan makanan, perempuan itu menepuk pantat
Denita dan Denita langsung kentut. Wajah Denita memerah karena malu.
Para penjahat itu memerintahkan Denita untuk menari dan bernyanyi untuk
menghibur mereka saat makan sebagai hukuman karena ia kentut. Denita
dipaksa menyanyikan lagu dangdut untuk mengiringi tariannya. Denita
dipaksa bergoyang sehingga lekuk tubuhnya dapat dipertontonkan dihadapan
para lelaki itu. Para penjahat itu amat menyukai makanan yang disajikan
Denita karena Denita memang mahir memasak, terlebih mereka bisa
mendengar suara merdu Denita sambil menonton tarian Denita yang gemulai.
Setelah selesai makan, para penjahat itu lalu menyuruh Denita menjilati
piring bekas makanan mereka seperti seekor anjing. Perempuan itu
berbisik memberi perintah pada Denita. Denita sempat menolak perintah
perempuan itu, namun ia terpaksa menuruti perintah perempuan itu setelah
ia kembali diancam.
Di dalam kamar, Tono lalu didudukkan di depan ranjang, sementara
Denita dibawa ke toilet oleh para penjahat itu. Denita lalu menuruti
perintah perempuan itu untuk berkelakuan seperti yang ia perintahkan.
Denita menungging, lalu menarik rok gaunnya keatas hingga celana
dalamnya yang berwarna putih berenda terlihat. Para penjahat itu
bersiul-siul melihat pantat montok Denita yang tertutup celana dalam
putih berenda itu dan paha mulus Denita yang masih dibalut stocking
putih itu. Perempuan itu membagi undian kepada para penjahat itu untuk
mengundi tubuh Denita. Denita terkejut saat salah satu penjahat yang
memenangkan pantatnya di undian itu tiba-tiba mengelus dan meremas
pantatnya yang seksi sambil menggoda bahwa Denita cantik, namun ia
‘nakal’ karena melawan mereka dan kentut saat mereka makan. Wajah Denita
memerah karena malu, ingin rasanya ia menampar penjahat yang kurang
ajar itu, namun ia tidak berdaya karena mereka pasti semakin akan
berbuat buruk pada Tono dan dirinya. Penjahat itu sempat memukuli pantat
Denita sebagai hukuman karena Denita kentut sehingga kedua belahan
pantat Denita yang tadinya putih mulus kini berwarna pink kemerahan
karena dipukul. Penjahat itu lalu melorotkan celana dalam Denita hingga
terlepas, sehingga pantat dan kewanitaan Denita terlihat jelas.
Denita lalu duduk di kloset, sementara perempuan itu menarik rok
Denita keatas, dan menarik kedua tungkai kaki Denita ke arah yang
berlawanan sehingga kewanitaan Denita terlihat jelas karena Denita
berada dalam posisi mengangkang. Perempuan itu lalu menyuruh Denita
untuk buang air besar dihadapan mereka. Denita terkejut mendengar
perintah perempuan itu, terutama saat perempuan itu mengatakan bahwa
penjahat laki-laki yang memenangkan pantat Denita di undian akan mencuci
pantat Denita setelah Denita buang air besar. Denita lalu berpura-pura
sedang dalam keadaan tidak ingin buang air besar, namun para penjahat
laki-laki itu mengancam Denita apabila Denita tidak buang air besar,
maka Tono akan mereka bunuh. Denita terpaksa menuruti perintah para
penjahat itu untuk buang air besar, namun Denita memohon pada para
penjahat itu agar mereka tidak menyakiti Tono.
Wajah Denita memerah karena malu saat para penjahat itu menyaksikan
dirinya buang air besar. Denita merintih sejenak, lalu kentut dengan
keras. Beberapa saat kemudian, kotoran Denita berjatuhan dari pantatnya.
Para penjahat itu menutup hidung mereka karena bau kotoran Denita,
namun mereka terangsang melihat Denita yang cantik sedang buang air
besar dengan mengenakan gaun pengantinnya. Denita sendiri merasa amat
malu, baru kali ini seumur hidupnya ia buang air besar sambil ditonton
pria, apalagi mata mereka tampak lebih tertuju melihat ke
selangkangannya. Denita juga melihat bagian kejantanan para penjahat itu
tampak menegang saat melihatnya buang air besar. Tidak jauh berbeda
dengan para penjahat laki-laki itu, perempuan itu terus melihat dan
mengamati vagina Denita, ia tersenyum saat melihat Denita tidak banyak
kencing saat buang air besar.
Setelah selesai buang air besar; sesuai perintah perempuan itu,
Denita lalu meminta penjahat laki-laki yang memenangkan pantatnya untuk
mencuci pantatnya. Penjahat laki-laki itu lalu membersihkan pantat
Denita, Denita merasa malu saat jari penjahat itu menyentuh dan mencuci
lubang pantatnya dengan air. Namun Denita merasa nyaman karena penjahat
itu membersihkan pantatnya dengan lembut, terutama saat menyentuh lubang
pantat Denita. Setelah pantat Denita selesai dibersihkan, Denita
dipaksa berterima kasih kepada penjahat itu.
Denita lalu diberi
pilihan oleh para penjahat itu untuk menikah massal dan bercinta dengan
mereka, atau menyaksikan Tono dibunuh. Dengan berat hati, Denita memilih
untuk mengorbankan dirinya. Denita tidak diperbolehkan memakai celana
dalam oleh kelima penjahat itu, supaya ia siap bercinta dengan mereka.
Denita dan para penjahat itu lalu kembali ke kamar. Sesampainya di
kamar, Perempuan itu lalu berdiri di belakang sebuah meja yang dijadikan
seperti altar oleh para penjahat itu. Denita lalu bergandengan dengan
salah satu penjahat itu, dan mereka berjalan menuju ‘altar’ itu.
Setibanya di altar, mereka melecehkan Denita yang mengenakan gaun
pengantin dengan berpura-pura mengadakan upacara pernikahan. Denita dan
penjahat itu lalu berlutut didepan altar buatan itu. Denita mengucapkan
sumpah setianya kepada penjahat itu dan mengakui kekuasaan penjahat itu
atas dirinya, namun penjahat itu melecehkan Denita dengan menolak
mengakui Denita sebagai istrinya, dan mengakuinya sebagai penghibur.
Penjahat itu mengaitkan tali merah di ibu jari Denita sebagai ‘cincin
kawin’. Denita tidak dapat berbuat banyak agar Tono selamat. Tono yang
tidak tahu bahwa Denita dipaksa menikah oleh perempuan itu berteriak
keras, namun mulutnya disumpal dengan pembalut wanita bekas Denita oleh
para penjahat itu. Perempuan itu lalu mengawasi Tono. Denita ‘menjual’
dirinya sebagai penghibur kepada para penjahat itu satu-persatu di
‘pernikahan’ itu. Denita mengakui 5 orang lelaki sebagai suaminya malam
itu, namun ia tidak pernah dianggap sebagai istri oleh mereka. Semua
jari di tangan kanan Denita dipasangi tali merah itu. Denita ‘menikah’
saat usianya baru 20 tahun.
Setelah pernikahan itu, Denita lalu melaksanakan ‘kewajibannya’
sebagai seorang istri dari para penjahat itu. Denita berlutut di
ranjang, kedua pahanya dibuka lebar-lebar. Denita lalu menunggingkan
pantatnya, siap untuk bercinta dengan para penjahat itu. Denita
menitikkan air mata menghadapi perlakuan para ‘suaminya’. Wanita itu
membawa sebuah kamera yang ia dapatkan dari lemari Denita dan siap
mengabadikan malam itu. Sambil disaksikan oleh Tono yang terikat didepan
ranjang, dagu lancip Denita ditegadahkan ke wajah salah satu penjahat
itu dan bibir mungil Denita dicium oleh penjahat yang mendapat undian
untuk memperoleh mulutnya, Denita merasa sedikit aneh karena ia
berciuman untuk pertama kalinya. Penjahat pertama itu memaksa memasukkan
lidahnya ke mulut Denita, Denita hanya bisa pasrah menahan rasa geli
saat lidah penjahat itu menggerayangi mulutnya. Penjahat itu memeluk
tubuh Denita dengan erat, tangannya dilingkarkan ke pinggul Denita
sambil sesekali meremas pantat Denita. Penjahat itu tampaknya berusaha
menyedot ludah Denita sambil menjilati gigi dan lidah Denita untuk
merangsang Denita. Usaha penjahat itu akhirnya berhasil; setelah
beberapa lama berciuman, Denita mulai terangsang karena keahlian
berciuman dan pijatan penjahat itu di pantatnya. Denita lalu menjulurkan
lidahnya dan mulai memainkan lidahnya dengan lidah penjahat itu, Denita
juga menerima ludah yang dituangkan penjahat itu ke dalam mulutnya dan
menelan ludah itu. Denita dan penjahat itu lalu mulai saling mengulum
bibir mereka.
Adegan berciuman itu membuat para penjahat yang lain terangsang,
penjahat yang melepas celana dalam Denita lalu menyingkap rok gaun
Denita, mereka melihat kewanitaan Denita sudah agak lembab, tanda bahwa
Denita terangsang. Penjahat berikutnya lalu berbaring dibawah
selangkangan Denita dan segera menjilati kewanitaan Denita. Denita
terkejut saat merasa kewanitaannya dijilati, namun ia tidak bisa melawan
karena tangannya dipiting oleh penjahat yang sedang berciuman
dengannya. Denita hanya bisa meronta saat ia merasakan sensasi yang aneh
di kewanitaannya, sensasi yang baru pertama kali ia rasakan sebagai
seorang wanita. Denita berusaha mengatupkan pahanya, namun penjahat itu
menarik kedua tungkai pahanya kearah yang berlawanan, dan menekan paha
Denita. Denita tidak mampu melawan tenaga penjahat itu, apalagi penjahat
itu cukup kekar perkasa. Lama kelamaan Denita semakin terangsang
sehingga kewanitaannya semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya,
membuat penjahat yang menjilati kewanitaannya kini mulai menghisap
cairan cintanya. Penjahat itu sesekali menjilat klitoris Denita,
sehingga Denita semakin menggelinjang kegelian. Denita juga tidak lagi
berusaha mengatupkan pahanya, karena tenaganya mulai habis karena
sensasi yang ia terima di mulut dan kewanitaannya.
Denita merasa malu sekali saat para penjahat yang sedang menunggu
giliran menjelaskan kepada Tono bahwa Denita sedang terangsang dan
menunjukkan kewanitaan Denita yang semakin banyak mengeluarkan cairan
sebagai bukti. Walaupun Tono berusaha tidak mendengar, Denita tetap
merasa malu sekali, Ia seharusnya mengenakan gaun pengantinnya saat
menikah dengan Tono, namun kini ia malah terangsang dan bercinta dengan
pria lain dihadapan Tono sambil mengenakan gaun pengantinnya. Tono
sendiri mulai terangsang, kemaluannya juga terlihat menegang karena baru
pertama kalinya ia melihat kewanitaan Denita setelah sekian lama sejak
ia mencuci pantat Denita saat mereka masih kecil.
Sekitar 10 menit kemudian, para penjahat itu merasa cukup memberikan
Denita ‘pemanasan’. Penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Denita
berhenti. Ia lalu memberi isyarat pada temannya yang sedang berciuman
dengan Denita. Penjahat itu menganggukkan kepalanya dan berhenti mencium
bibir Denita. Denita lalu dipaksa tetap berlutut dengan paha yang
terbuka lebar di hadapan Tono, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan
Denita lalu melepas celana dan celana dalamnya. Tono dan Denita bisa
melihat kemaluan pria itu yang sudah menegang, dan tonjolan uratnya
terlihat jelas, apalagi ukurannya cukup besar, sekitar 17 cm. Penjahat
itu lalu berbaring dibawah tubuh Denita, ia mengatur posisi kemaluannya
yang sudah menegang agar tepat dibawah kewanitaan Denita. Sehingga
posisi mereka kini menjadi ‘woman on top’. Dua dari tiga penjahat yang
belum mendapat kesempatan untuk bercinta dengan Denita lalu memegang rok
gaun Denita di arah yang berlawanan, dan menarik rok gaun Denita keatas
sehingga kewanitaan Denita dan kemaluan penjahat itu terlihat jelas
oleh Tono.
Perempuan itu lalu menyuruh Denita menurunkan pinggulnya. Denita yang
menyadari apa yang akan terjadi berusaha menolak, namun perempuan itu
mengeluarkan pisau dari sakunya dan mengacungkan pisau itu ke leher
Tono. Denita tidak dapat menolak lagi. Perempuan itu menyuruh Tono
melihat adegan terenggutnya keperawanan Denita. Denita mulai menurunkan
pinggulnya dengan pelan, ia bisa merasakan kemaluan penjahat itu di
mulut kewanitaannya. Sambil menutup mata, Denita terus melanjutkan
menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Karena tidak sabar, salah satu
penjahat itu memegang pinggul Denita dan menurunkannya dengan cepat,
seketika itu juga kemaluan penjahat itu menghunjam tepat di vagina
Denita. Denita menjerit kesakitan karena keperawanannya direnggut,
apalagi ukuran penis itu begitu besar, sehingga hanya masuk sebagian di
kewanitaannya, walaupun kewanitaannys sudah basah oleh cairan cintanya
dan ludah penjahat yang tadi menjilati memeknya itu. Penjahat itu
mendesah puas, ia bisa merasakan hangatnya liang kewanitaan Denita dan
juga vagina Denita yang masih sempit karena baru pertama kalinya
dimasuki kejantanan lelaki. Penjahat itu mulai memegang pinggang Denita
dan menggoyangkan pinggul Denita, layaknya goyangan gerakan dangdut,
agar penisnya masuk sepenuhnya di vagina Denita. Denita hanya merintih
pelan kesakitan saat ia ‘digoyang’ diatas penis penjahat itu.
Perlahan-lahan penis penjahat itu mulai tertelan masuk kedalam vagina
Denita. Beberapa saat kemudian, penjahat itu mengubah goyangan Denita
menjadi pompaan. Denita dipompa naik-turun sehingga penis itu menghunjam
vaginanya berulang kali. Jeritan Denita semakin keras, tapi mulut
Denita langsung disumpal dengan kemaluan penjahat yang berciuman
dengannya. Denita lalu dipaksa untuk mengoral kemaluan penjahat itu.
Denita hanya bisa pasrah mengulum dan memainkan kemaluan penjahat itu
di dalam mulutnya sambil menangis menahan rasa perih di kewanitaannya,
namun suara tangisan Denita terhalangi oleh kemaluan penjahat yang
menyumpali mulutnya. Denita merasa amat jijik dan hampir muntah saat
mengulum kemaluan penjahat itu yang bau, namun penjahat itu malah
menekan kepala Denita ke kemaluannya sehingga pangkal penis itu masuk
hingga ke tenggorokan Denita, dan membuat Denita sulit bernafas.
Penjahat itu puas saat merasakan kehangatan mulut dan kelembutan bibir
Denita. Denita lalu diperintahkan untuk menjilat dan mengemut kemaluan
itu. Setelah sekitar 15 menit diperkosa, Denita mulai tidak bisa
mengontrol tubuhnya lagi, rintihannya berganti menjadi lenguhan dan ia
kini menggerakkan tubuhnya sesuai nalurinya, para penjahat itu tertawa
melihat Denita yang terbawa nafsunya. Beberapa menit kemudian, penjahat
yang dioral oleh Denita menekan kepala Denita dengan keras di penisnya
lalu memuncratkan spermanya tepat ke tenggorokan Denita. Denita terkejut
saat merasa mulutnya dipenuhi cairan kental yang amis. Penjahat itu
terus menekan kepala Denita sehingga Denita terpaksa menelan bibit-bibit
bayi yang baru saja dituangkan ke mulutnya itu. Suara lenguhan Denita
terdengar semakin keras saat penjahat itu melepas penisnya dari mulut
Denita, penjahat itu tertawa puas melihat benang lendir sperma di mulut
Denita yang terlihat jelas diantara gigi Denita yang putih saat Denita
membuka mulutnya ketika ia melenguh.
Penjahat yang sedang memompa Denita melihat bahwa temannya sudah
memberi Denita sperma. Ia juga tak mau kalah dari temannya itu sehingga
ia mempercepat pompaannya. Akibatnya, Denita semakin melenguh keras
merasakan kenikmatan di kewanitaannya, yang kini sudah bisa dimasuki
penuh oleh penis penjahat itu. Namun penjahat itu tidak membiarkan
Denita mencapai orgasme, ia mengontrol gerakan memompanya, sesekali
gerakannya begitu cepat, namun saat merasa Denita hendak orgasme, ia
memperlambat pompaannya sehingga Denita semakin kerepotan. Penjahat itu
juga sering menggoda Tono dengan cara bangkit duduk dan memeluk Denita
dari belakang sambil menjilati wajah Denita yang cantik atau sesekali
menghentikan gerakannya sehingga Denita secara otomatis
menggoyang-goyangkan pantatnya agar penis itu tetap menyodoknya. Para
penjahat itu menertawakan tingkah Denita itu sambil menyebutnya pelacur.
Beberapa saat kemudian, penjahat itu mendesah keras dan Denita menjerit
saat kewanitaannya dimasuki para calon bayi mereka, hasil buah
percintaan Denita dengan penjahat itu. Penjahat itu lalu mencabut
penisnya dari kewanitaan Denita setelah ia merasa spermanya telah
tertuang hingga habis.
Dengan kejamnya, perempuan itu menyuruh para penjahat itu segera
mengangkat kedua tungkai kaki Denita setinggi mungkin dan tegak lurus
sehingga Denita kini bertumpu pada bahunya. Kewanitaan Denita sengaja
dipamerkan di depan Tono agar Tono melihat jelas proses awal kehamilan
Denita. Tono dapat melihat jelas paha Denita yang indah yang dibalut
dengan stocking putih itu dan pusar Denita. Rok gaun Denita menutupi
wajah Denita, dan dalam keadaan seperti itulah Denita dibiarkan selama
beberapa menit agar sperma hasil percintaannya membuahi rahimnya
sehingga ia kelak dapat hamil dan menjadi ibu dari anak-anak penjahat
yang memperkosanya. Denita menangis keras dan meronta-ronta saat
merasakan sperma penjahat itu semakin cepat memasuki rahimnya dalam
jumlah yang banyak. Di dalam hatinya, Denita tidak mau menjadi ibu dari
anak yang akan ia kandung hasil dari pemerkosaan itu, apalagi dari pria
yang sama sekali tidak ia cintai, namun disisi lain sebagai seorang
wanita, Denita merasa aneh dan takut bercampur bahagia karena ia akan
menjadi seorang wanita sepenuhnya saat melahirkan bayi yang ia kandung
kelak dan menjadi ibu dari anak itu. Tono terpukul saat melihat
kewanitaan gadis yang ia cintai kini telah dipenuhi calon bayi dari pria
lain, pertanda bahwa Denita bisa saja hamil dari percintaannya dengan
penjahat itu.
Perempuan itu lalu membisikkan sesuatu pada Denita untuk membujuk dan
meyakinkan Denita agar Denita dapat menerima kehamilannya itu sebagai
kodrat, dan mengatakan bahwa kehamilan adalah impian tiap wanita, dan
Denita baru saja mulai menapaki jalan menjadi seorang wanita sejati.
Perempuan itu juga mulai membisikkan keindahan menjadi seorang ibu pada
Denita sekaligus kembali mengancam akan membunuh Tono apabila Denita
bertingkah macam-macam, sehingga Denita mulai berhenti menangis dan
mulai dapat menerima calon bayi yang akan ia kandung. Denita juga tidak
lagi meronta, ia tampaknya pasrah menerima nasibnya itu. Penjahat yang
baru saja menuangkan spermanya itu segera melumat bibir Denita sehingga
Denita tidak bisa mengeluarkan suara lain selain rintihan pelan.
Beberapa menit kemudian, setelah perempuan itu merasa sperma penjahat
itu telah sepenuhnya masuk dan mengering di kewanitaan Denita, Denita
mulai disiapkan untuk kembali bercinta dengan 3 penjahat yang masih
menunggunya. Denita tidak lagi berontak, ia hanya menuruti perintah para
penjahat itu tanpa menolak lagi.
Ketiga penjahat yang berikutnya sudah melepas celana mereka dan penis
mereka yang cukup besar terlihat sudah menegang cukup lama sejak adegan
percintaan Denita sebelumnya.
Penjahat yang ketiga lalu duduk di kursi, laki-laki itu bertubuh jauh
lebih besar dan gagah dari penjahat yang baru merenggut keperawanan
Denita, tingginya sekitar 190 cm dan kulitnya yang hitam gelap makin
menonjolkan kesan sangarnya; kontras dengan Denita yang tingginya hanya
sekitar 160 cm dan berkulit putih. Denita gemetar melihat laki-laki itu,
yang rupanya adalah penjahat yang tadi memukulnya. Laki-laki itu
rupanya adalah pemimpin para penjahat itu, ia memiliki penis dengan
ukuran terbesar, sekitar 20 cm. Tonjolan urat penisnya terlihat jelas.
Penis berwarna hitam itu terlihat berdiri tegak dengan gagah perkasa,
siap membawa Denita ke kenikmatan surgawi. Tono dan para penjahat bahkan
lainnya sempat minder melihat kegagahan lelaki itu.
Perempuan itu membisikkan sesuatu ke Denita, dan Denita mengangguk
tanda mengerti. Denita lalu berlutut di depan lelaki itu dan memasukkan
penis itu ke mulutnya, Denita mulai memainkan penis besar itu didalam
mulutnya, bibirnya yang mungil memijat kemaluan itu, liur Denita
membasahi penis itu, dan penis itu terkadang digesekkan di giginya yang
putih. Penjahat itu memegang kedua buah dada Denita dan sesekali
meremasnya. Ia merasa gemas melihat gadis muda secantik Denita dalam
balutan busana pengantinnya sedang memberinya servis oral. Tak lama
kemudian, penjahat itu melorotkan bagian dada gaun Denita, sehingga
kedua buah dada Denita ‘melompat’ keluar karena Denita tidak memakai
bra. Penjahat itu lalu mengeluarkan penisnya dari mulut Denita,
perempuan itu kembali memberi Denita perintah baru. Denita lalu menjepit
penis itu diantara kedua buah dadanya, dan mengocok penis itu dengan
kedua buah dadanya itu sambil menjilati ujung penis itu. Mereka yang
menonton adegan itu menelan ludah; Denita seperti sedang makan hot dog.
Buah dada Denita yang putih dan montok bagaikan roti menjepit sempurna
kemaluan penjahat itu yang hitam gelap seperti sosis. Tak lama kemudian,
Denita kembali disembur sperma hangat dari ‘sosis’ yang ia ‘makan’,
sehingga wajah dan buah dadanya berlepotan dengan sperma kental.
Penjahat itu beristirahat sebentar, sementara para penjahat yang lain
menyendoki sperma yang berlepotan di wajah dan tubuh Denita, lalu
memaksa menyuapi Denita dengan sperma itu sehingga sperma yang tadinya
berceceran di wajah dan dada Denita kini pindah kedalam perut Denita.
Para penjahat itu juga memaksa membersihkan kewanitaan Denita dari
bercak darah keperawanannya dan bekas sperma yang mengering.
Setelah cukup beristirahat, penjahat lalu menyuruh Denita untuk
kembali melayaninya. Denita lalu menaikkan rok gaunnya dengan bantuan
kedua penjahat lainnya dan mendudukkan dirinya dengan arah menghadap
penjahat itu, tepat diatas kemaluan penjahat itu sehingga sekali lagi
kewanitaannya dimasuki penis. Denita lalu memeluk leher penjahat itu, ia
juga melingkarkan kakinya ke pinggang penjahat itu dan menyilangkan
kedua mata kakinya sehingga kini ia mengunci pinggang penjahat itu.
Setelah merasa sudah siap, Denita mulai menggerakkan pinggulnya agar
penis penjahat itu semakin memasuki kewanitaannya, karena kewanitaannya
masih sempit dan penis itu begitu besar. Penjahat itu lalu menunggu
sambil menjilati dan mengisap puting susu Denita yang sudah mengeras
Denita hanya mendesah ringan saat menyusui penjahat itu. Setelah ia
merasa penisnya telah masuk sepenuhnya kedalam memek Denita, penjahat
itu memegang pinggul Denita dan mulai memompa Denita naik turun sambil
meremas dada Denita dan menggigiti puting susu Denita. Denita jelas
kewalahan menghadapi sensasi di kewanitaan dan puting susunya sekaligus,
Denita pun mendesah keras penuh kenikmatan.
Penjahat itu lalu memanggil salah satu rekannya yang masih belum
bercinta dengan Denita. Penjahat keempat itu datang menghampiri Denita
dengan membawa sebuah pompa ban. Ia lalu berlutut di depan kursi itu,
tepat didepan pantat Denita. Kemudian Ia menelusup ke dalam rok gaun
Denita dan menarik kedua bongkahan pantat pengantin wanita itu ke arah
berlawanan sehingga terlihatlah lubang pantat yang tadinya ia cuci.
Rupanya penjahat ini adalah penggemar pantat wanita, ia mulai meludahi
pantat seksi itu dan memasukkan jari tengahnya kedalam anus Denita.
Denita menjerit saat pantatnya dimasuki benda yang tak dikenal itu,
namun mulutnya disumpal dengan celana dalam putihnya yang ia pakai saat
dijadikan pengantin. Pantat Denita yang seharusnya dipakai untuk
mengeluarkan kotorannya sekarang dipakai untuk pemuas nafsu lelaki itu.
Perlahan lahan jari penjahat itu terbenam dalam lubang anus Denita,
penjahat itu dapat merasakan kehangatan dan kelembutan dalam lubang
pantat Denita karena daging lubang pantat itu melingkari jari penjahat
itu dengan pas seperti sebuah cincin. Penjahat itu lalu mengocok jarinya
didalam anus Denita untuk membuka lubang pantat itu lebih lebar,
sehingga Denita semakin tak berdaya, serasa ada tornado yang berputar
dalam pantatnya apalagi tubuhnya masih terhempas-hempas karena dipompa
oleh pemimpin para penjahat itu. Habis sudah Denita diperkosa dari depan
dan belakang, Denita hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan
keras karena ia tidak dapat menjerit karena mulutnya disumbat, namun ia
merasakan sensasi yang luar biasa karena ia sedang bercinta dengan 2
lelaki sekaligus dengan menggunakan kedua lubang tubuhnya. Denita lalu
mulai menikmati kocokan di anusnya itu, ia berharap kocokan itu tidak
pernah berhenti.
Setelah cukup mengocok anus Denita sekitar 10 menit, penjahat itu
mencabut jarinya dari pantat Denita sehingga lubang pantat Denita kini
terbuka lebar, dan dari lubang pantat itu tercium bau tidak sedap.
Denita terhenyak, ia sebenarnya masih ingin penjahat itu mengorek
duburnya hingga puas, Denita sempat menggelengkan kepala saat penjahat
itu mencabut jarinya dari pantat Denita. Denita bisa melihat jelas
diantara kuku-kuku jari penjahat itu terselip kotorannya yang masih
tersisa. Penjahat itu keluar sebentar dari rok Denita, ia lalu
menghampiri Denita dan memperlihatkan kotoran Denita di jarinya itu.
Tidak terbayang bagaimana malunya Denita saat itu, kotorannya yang
kuning kecoklatan itu terlihat jelas melumuri jari penjahat itu dan
dipamerkan dihadapan Tono juga.
Penjahat itu lalu menggoda Denita sambil mengatakan bahwa Denita
masih belum bisa menceboki pantatnya sendiri dengan baik, bahkan setelah
menjadi seorang pengantin wanita, Denita masih tidak mandiri. Ia lalu
menawarkan untuk membersihkan pantat Denita. Denita yang sudah dilanda
nafsu hanya mengangguk dengan segera, ia mengira penjahat itu akan
membersihkan pantatnya dengan tissue, namun penjahat itu tersenyum dan
segera menelusup lagi kedalam pantat Denita tanpa membawa tissue.
Sadarlah Denita bahwa penjahat itu hendak menjilati duburnya. Denita
menggeleng keras namun terlambat, penjahat itu menjulurkan lidahnya dan
memasukkan lidahnya kedalam pantat Denita, penjahat mulai menjilati anus
Denita, lidahnya dibenamkannya kedalam lubang pantat pengantin wanita
itu sedalam mungkin untuk mencicipi nikmatnya anus Denita tanpa peduli
bahwa Denita baru saja buang air besar, dan tidak menghiraukan aroma
tidak sedap dari lubang pantat Denita. Denita merasa geli sekali saat
pantatnya dicicipi seperti itu, lidah itu terasa seperti daging yang
licin dan lunak memasuki pantatnya. Penjahat itu dengan senang hati
menjilati lubang pantat Denita, bahkan ia juga menjilati kotoran Denita
yang sedikit berlepotan setelah pantatnya dikocok tadi. Denita
benar-benar tidak habis pikir, ada juga lelaki yang mau memakan kotoran
wanita seperti itu. Namun penjahat itu malah semakin senang menjilati
pantat Denita, seperti mimpi ia bisa menikmati pantat pengantin secantik
Denita. Ia tidak keberatan walau harus memakan kotoran cewek cantik
itu.
Setelah puas menikmati lezatnya pantat Denita, penjahat itu
memasukkan pentil pompa ban yang dibawanya tadi ke dalam anus Denita.
Penjahat itu lalu memompa pantat Denita agar penuh berisi angin. Denita
melenguh saat ia merasa perut dan pantatnya sudah dipenuhi angin.
Penjahat itu baru berhenti memompa Denita beberapa menit kemudian
setelah puas mendengar suara kentut Denita yang pelan.
Penjahat yang sedang memompa vagina Denita lalu berdiri mengangkat
Denita yang masih memeluk lehernya dengan mudahnya sambil memegangi
kedua bongkahan pantat Denita. Kuncian kaki Denita terlepas sehingga
paha Denita terangkat membentuk huruf ‘M’, Denita tetap memeluk leher
penjahat itu dengan erat agar ia tidak jatuh. Penjahat yang lainnya
mengangkat rok gaun Denita keatas sehingga lubang pantat Denita terlihat
jelas didepan mata penjahat keempat yang menggemari pantat wanita itu.
Denita akhirnya juga kehilangan keperawanan pantatnya, setelah pantatnya
disodomi oleh kemaluan penjahat itu dari belakang. Denita melenguh
keras sekali saat penis besar itu memasuki anusnya. Saat pantat Denita
dimasuki kemaluan penjahat itu, Denita langsung kentut karena tubuhnya
sudah dipenuhi angin, sehingga penjahat itu semakin tergoda. Setiap kali
kemaluan penjahat itu membentur lubang pantat Denita, Denita selalu
kentut. Cairan kewanitaan Denita juga meluber ke lubang pantatnya
sehingga memudahkan penis penjahat itu untuk memasuki anusnya.
Tono takjub melihat pemandangan itu, baru kali ini ia melihat adegan
percintaan seperti itu. Seorang pengantin wanita yang cantik bagai
seorang putri raja, gadis yang amat ia cintai kini sedang bercinta
dengan 2 orang nista. Tubuh yang putih mulus itu kini terapit oleh 2
tubuh gelap dan perkasa dan kini telah ternoda selamanya, tanpa bisa
dicuci lagi dari kenistaan. Tubuh yang seharusnya diberikan Denita
kepadanya kelak kini sedang dinikmati oleh para lelaki bejat itu, dan
bahkan Denita kelak akan mengandung buah cintanya dengan para lelaki
itu.
Suara tumbukan antara tubuh Denita dan para penjahat itu menggema di
ruangan itu selain suara desahan Denita, suara kentut Denita setiap kali
pantatnya bertumbukan dengan kemaluan penjahat itu, suara kepuasan
kedua penjahat yang mendapat kepuasan di kewanitaan dan lubang pantat
Denita, dan suara jepretan kamera yang mengabadikan adegan percintaan
itu. Kini Denita malah melenguh sendiri dan menggoyang-goyangkan
pantatnya walaupun para penjahat itu berhenti memompanya; sehingga para
penjahat itu kadang-kadang membiarkan Denita bergoyang sendiri. Para
penjahat itu selalu mengingatkan Denita bahwa ia sedang diperkosa,
tetapi Denita tidak peduli lagi, ia hanya merasakan kenikmatan luar
biasa yang ia rasakan dan kini ia tidak mau melepaskan rasa nikmat itu,
ia malah terus bergoyang agar kedua penis itu mengocoknya. Bahkan,
Denita memohon-mohon pada pemimpin penjahat itu agar mau berciuman
dengannya, namun sia-sia karena kedua penjahat itu tidak mau melepas
celana dalam Denita yang sedang menyumbat mulutnya. Melihat sikap
Denita, para penjahat itu lalu memanggil Denita dengan kata-kata kotor,
seperti Puteri para pelacur, Pengantin Binal, atau Pelacur Glamor karena
Denita cantik dan mengenakan gaun pengantinnya sehingga tampak seperti
wanita yang kaya dan terhormat. Kata-kata itu semakin membuat Denita
bersemangat dalam bercinta dengan para penjahat itu sehingga para
penjahat itu semakin senang pada pelayanan Denita. Saat diperkosa,
Denita mulai merasakan pengaruh dari 2 gayung air yang ia minum saat
mandi tadi, kini ia kebelet hendak kencing, namun vaginanya masih
disumbat oleh kemaluan pemimpin para penjahat itu.
Tak lama kemudian, tubuh Denita bergetar dengan hebat, ia
melengkungkan tubuhnya, memeluk leher penjahat itu dengan erat, dan
melenguh keras sekali, kakinya menendang-nendang ke segala arah,
akhirnya Denita mengalami orgasme pertama kalinya. Bahkan kedua penjahat
itu harus memegangi tubuh Denita yang bergerak dengan liar itu. Tanpa
ia sadari, Denita juga kencing saat orgasme sehingga air seninya
membasahi tubuh kedua penjahat itu. Tono dan para penjahat itu takjub
melihat air kencing Denita yang keluar dan tertimpa cahaya lampu yang
remang-remang, sehingga tampak seperti air terjun kristal. Pemimpin para
penjahat itu semakin terangsang melihat Denita yang kencing saat
orgasme, ia lalu menyodok Denita lebih cepat dan ia mengeluarkan
spermanya tak lama setelah Denita mengejang karena orgasme.
Setelah merasa semua spermanya telah dikeluarkan, penjahat tadi
memberi isyarat pada temannya yang sedang menikmati kenikmatan anal seks
dengan Denita. Penjahat yang menyodomi Denita langsung memegang paha
Denita, mengangkat tubuh Denita sehingga penis temannya itu tercabut,
Denita melingkarkan tangannya ke bahu penjahat itu agar tidak jatuh.
Penjahat itu menggendong Denita berjalan ke sekeliling kamar itu dalam
keadaan anus Denita dan penisnya masih menyatu dalam pantat Denita
sambil memamerkan memek Denita yang dibanjiri sperma. Tono bisa melihat
banyaknya sperma di kewanitaan Denita meluber keluar dari rahim Denita,
dan menimbulkan bercak di stocking putih itu. Penjahat itu menggendong
Denita kehadapan Tono dan menunjukkan penisnya yang bersatu dalam tubuh
Denita di lubang pantat Denita. Denita masih sesekali kentut, dan Tono
dipaksa mencium pantat Denita yang masih dimasuki penis itu. Denita
sendiri merasa amat malu saat Tono menciumi penis penjahat itu dan
pantatnya, namun ia terus menggerakkan pantatnya dihadapan Tono karena
ia sudah tidak tahan dengan kenikmatan di lubang pantatnya itu.
Setelah merasa kentut Denita semakin pelan; penjahat itu membawa
Denita ke ranjang dan berbaring. Denita tetap dipompa oleh penjahat itu,
dan akhirnya seluruh sperma penjahat ketiga itu memasuki rahim Denita.
Penjahat yang menyodomi Denita mengganti posisi bercintanya dengan
menelungkupkan Denita sehingga mereka kini bercinta dengan gaya anjing.
Denita menahan perih sekaligus kenikmatan di pantatnya saat penis itu
memasuki pantatnya dan ia kentut. Saat celana dalam yang menyumpal
mulutnya dilepas, Denita kembali mendesah keras, ia bahkan menuruti
perintah penjahat itu untuk menggonggong seperti anjing betina.
Kedua tungkai kaki Denita lalu ditarik kebelakang oleh teman-teman
penjahat itu melewati pinggang pemerkosanya itu; Denita lalu dipaksa
menyilangkan kedua mata kakinya agar dirinya menjepit pinggang penjahat
itu sehingga Denita kini seperti sebuah ikat pinggang. Dalam posisi
itulah Denita kembali mengejang hebat dan cairan cintanya muncrat
disertai air kencingnya membasahi ranjang dan sebagian rok gaunnya saat
ia mengalami orgasme kedua kalinya. Penjahat itu makin terangsang
melihat Denita yang kencing sambil mengenakan gaun pengantin putih itu.
Penjahat itu membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke leher Denita;
dijilatinya leher Denita yang basah karena keringat setelah orgasme
sambil terus menyodok anus Denita. Sekitar 15 menit kemudian, penjahat
itu merasa telah mencapai puncak kenikmatan, ia langsung mengganti
targetnya, penis itu dicabut dari anus Denita dan langsung ditanamkan ke
kewanitaan Denita dan Denita mendesah keras saat kewanitaannya
dibanjiri para calon bayinya yang lain. Kini Denita bahkan menaikkan
kakinya sendiri untuk memberikan kesempatan bagi para calon bayi itu
untuk dilahirkan olehnya ke dunia. Tentu saja para penjahat itu dengan
sukarela membantu Denita dengan kembali mengangkat kedua tungkai kaki
Denita tinggi-tinggi seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Setelah
dibuahi, Denita menungging dan penjahat itu membenamkan wajahnya ke
pantat Denita yang kini sudah tertutup rok gaunnya. Diendusnya pantat
cewek itu; ia bisa merasakan kelembutan rok gaun Denita dan mencium bau
wangi rok gaun cewek itu bercampur dengan bau amis sperma dan bau pesing
air kencing Denita.
Penjahat terakhir mengangkangkan Denita di ranjang itu, pinggul
Denita diberi bantal untuk menaikkan posisi pinggulnya. Setelah merasa
posisi Denita sudah tepat, kaki Denita dilebarkan seperti kaki kodok,
sehingga mereka semua dapat melihat paha indah yang dibalut stocking
putih itu. Denita melihat ukuran penis penjahat ini paling kecil
diantara teman-temannya, mungkin karena itulah ia mendapat giliran
terakhir untuk bercinta dengan Denita, lagipula penjahat itu adalah yang
paling muda diantara gerombolan itu, bahkan lebih muda dari Tono karena
postur tubuhnya seperti anak SMP, lebih pendek dan kurus dibandingkan
Denita. Denita sempat menanyakan usia penjahat itu; betapa terkejutnya
ia saat mendengar jawaban penjahat itu: 13 tahun! lebih muda 7 tahun
darinya. Denita sempat meragukan kemampuan seks anak itu; tentunya anak
itu tidak sehebat keempat lelaki yang baru saja menggagahinya. Tono amat
iri melihat anak itu, ia sudah bisa menikmati tubuh gadis dewasa
seperti Denita padahal usianya masih amat muda.
Anak itu memasukkan kemaluannya ke kewanitaan Denita dan mulai
memompa Denita kembali. Denita lalu dipapah keatas, dan ia memeluk leher
anak itu. Bibir Denita lalu dilumat oleh anak itu. Kini Denita malah
membalas menciumi bibir anak itu dan menuangkan ludahnya kedalam mulut
anak itu. Anak itu dengan senang hati mereguk ludah pengantin wanita
cantik itu. Denita tidak melawan lagi saat pinggulnya kembali dipegang.
Secara otomatis Denita menggerakkan pantatnya dan vaginanya langsung
menelan penis anak itu sepenuhnya. Mungkin karena anak itu masih amat
muda sehingga penisnya belum bisa ereksi sepenuhnya dan tentu saja penis
anak itu lebih kecil dari penis pemimpin mereka, maka agak gampang
baginya untuk menembusi vagina Denita yang sudah diperawani
teman-temannya yang lain. Vagina Denita yang sudah tidak perawan itu
memang terlihat seperti lubang menganga yang besar akibat dimasuki penis
besar pemimpin penjahat itu, namun masih cukup untuk memuaskan hasrat
anak itu untuk menikmati nikmatnya tubuh wanita.
Setelah puas mereguk
ludah Denita, anak itu lalu mengemuti puting susu kanan Denita dan
menghisapnya dengan kuat, sementara tangannya memegangi payudara kiri
Denita dan menyodorkan payudara itu ke mulut Denita. Anak itu menyuruh
Denita untuk menyusui dirinya sendiri. Denita hanya menuruti perintah
anak itu tanpa membantah, dengan rakusnya ia menghisap puting susunya
sendiri seperti bayi yang hendak meminum air susu ibunya. Mereka
kemudian saling bertukaran mencicipi payudara Denita; anak itu menyusu
di payudara kiri Denita dan Denita mencicipi payudara kanannya sendiri.
Denita terlihat seperti ibu yang menyusui anaknya karena tubuh Denita
yang lebih besar dari anak yang sedang disusuinya. Denita sendiri tidak
percaya melihat kemampuan bercinta anak itu yang hampir setara dengan
keempat temannya tadi; walaupun usianya masih amat muda dibandingkan
Denita. Denita tentunya bukanlah wanita pertama yang bercinta dengan
anak itu.
Suara desahan Denita dan tumbukan tubuh mereka menggema di ruangan
itu, payudara Denita kini berbekas lipstik merah mudanya sendiri. Denita
sendiri sudah kesulitan mengatur nafasnya, ia sudah lelah setelah
dikawini oleh empat laki-laki sebelumnya dan kini ia harus melayani
nafsu penjahat yang kelima ini. Tak lama kemudian, anak itu mencengkeram
pinggul Denita dan menyemburkan spermanya kedalam rahim Denita diikuti
dengan teriakan Denita. Setelah menerima semburan sperma anak itu,
pelukan Denita terlepas dari leher anak itu; Denita rebah ke ranjang dan
ia langsung tertidur, namun Denita terus berkata pada para penjahat itu
untuk tidak berhenti memperkosanya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Tono merasa amat geram karena ia hanya bisa melihat Denita diperkosa
dalam keadaan sedang mengenakan gaun pengantinnya dan Denita diperkosa
di depan matanya, namun ia tidak bisa menolong Denita. Sekali lagi kedua
tungkai kaki Denita diangkat setinggi mungkin dan tegak lurus untuk
memastikan agar Denita dapat menjadi hamil dari perkawinannya itu.
Denita benar-benar berantakan setelah perkawinannya dengan kelima
penjahat itu, kedua payudaranya yang telah penuh cupangan dan bekas
lipstiknya mencuat keluar dari gaunnya yang dilorotkan oleh pimpinan
penjahat itu. Rok gaunnya tersingkap hingga pusarnya sehingga
kewanitaannya terlihat jelas. Di stocking putihnya sudah terdapat banyak
bercak darah keperawanannya dan sperma para penjahat itu.
Wajah
Denita tampak sayu; lipstiknya sudah meluber ke sekitar bibirnya yang
terus meracau meminta para penjahat itu untuk terus memperkosanya.
Matanya terpejam dan sembab, kelopak matanya yang dirias pink kini
berantakan karena air matanya. Mahkota bunganya sudah rusak, dan riasan
bunga itu bertaburan di sekitar ranjang tempat ia kini terbaring. Tudung
kepalanya yang sudah kusut masih menempel di rambutnya yang kini
acak-acakan.
Penjahat perempuan itu kembali mendapat ide dan ia lalu berdiskusi
sebentar dengan para penjahat yang baru saja memperkosa Denita. Para
penjahat itu setuju dengan ide perempuan itu. Mereka lalu mendekatkan
wajah Tono ke kewanitaan Denita. Tono bisa melihat bibir kewanitaan
Denita yang tadinya seperti dua buah garis lurus kini telah melengkung
akibat perkawinannya dengan kelima pria bejat itu. Kewanitaan Denita
dibanjiri oleh sperma penjahat itu yang bercampur dengan darah
keperawanan Denita. Tono bisa mencium bau amis sperma di kewanitaan
Denita yang dibanjiri sperma. Penjahat yang melepas celana dalam Denita
lalu memijat kewanitaan Denita didepan wajah Tono. Denita kembali
mendesah penuh kenikmatan karena jari-jari penjahat itu memijat
vaginanya dengan sempurna. Beberapa saat kemudian, Denita mendesah keras
sekali, tubuhnya menikung keatas, dan kedua kaki dan tangannya
menegang. Penjahat wanita itu lalu mencabut pembalut wanita bekas Denita
dari mulut Tono, dan menempelkan mulut Tono ke kewanitaan Denita. Tono
lalu merasa mulutnya dipenuhi cairan panas dari kewanitaan Denita. Tono
lalu sadar bahwa cairan dalam mulutnya itu adalah air seni Denita. Tono
tidak punya pilihan lain selain mereguk air seni Denita. Rupanya apabila
Denita telah mencapai puncak orgasmenya, maka ia akan buang air kecil.
Kini Tono bisa merasakan sendiri air terjun kristal yang tadi ia lihat,
dan bau pesing cairan itu. Setelah Tono selesai meminum air seni Denita,
mulutnya kembali disumpal dengan celana dalam Denita.
Mereka lalu merapikan Denita kembali dan memakaikan celana dalam
putih yang baru pada Denita. Tono lalu dibawa ke toilet dan diikat di
kloset, Tono bisa mencium bau tidak sedap dari dalam toilet itu karena
Denita baru saja buang air besar didalam toilet itu, dan bahkan di
kloset itu masih ada bekas kotoran Denita yang belum dibilas. Para
penjahat itu lalu kembali ke kamar untuk menikmati indahnya bulan madu
bersama pengantin mereka yang sedang terlelap sambil dijaga oleh teman
perempuan mereka.
TAMAT
Minggu, 11 Januari 2015
Sidebar
Search
-
Aku Andre ingin menceritakan petualangan dengan si nyokap. Siang itu, aku dan mama berada di minimarket kami. Aku tidak kuliah. Seperti b...
-
Aku adalah seorang pria berumur 42 tahun, menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu. Setelah membaca kisah-kisah di situs ini, ...
-
Berawal dari gue mau ambil uang di atm sebuah bank swasta yang letaknya berada di sebuah mall di kota ku. nah pada saat itu gak terl...
-
Namaku sebut saja ningsih (18) aku seorang pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya raya di jakarta. Pekerjaan ini terpaksa aku lalu...
-
Hari ini adalah hari Minggu, tak seperti hari-hari lainnya aku harus bangun pagi, untuk bersiap pergi ke kantor, hari ini aku santai seka...
-
Hari itu Rita pulang agak kemalaman dari tempat kerjanya di bilangan Senen, jadi kendaraan umum pun sudah agak jarang yang melintas. Sem...
-
Dalam cerita ini saya menamakan diri saya, “Heather”. Ini bukan nama saya yang asli, untuk suatu alasan yang saya pikir paling baik un...
-
Namaku Hendri, aku bekerja di sebuah kantor BUMN. Aku sudah menikah selama 3 tahun dengan istriku. Walau kami belum dikaruniai anak, kami...
-
Petualanganku di dunia birahi sudah malang melintang. Dimana pun lokasi syur di Jakarta sudah pernah ku datangi. Ada satu tempat favoritk...
-
Larsih, 26 tahun dan suaminya Tono, 32 tahun, tinggal di rumah petak kontrakan di samping kanan kamar pasangan suami isteri Mas Diran, 38...
Popular Posts
DAFTAR ISI
-
▼
2015
(32)
-
▼
Januari
(32)
- Kontolku disepong 3 cewek
- Ternyata Kontolku dilomot
- Memek kakak Iparku
- Kontol Juraganku menjebol memekku
- Permainan lidah Rina memang mahir
- Memperkosa 3 Wanita Berjilbab
- Menikmati memek ibu temanku
- Celah Dinding Kontrakan
- Rina Gadis Jilbab Bertubuh Sekal
- Gairah Ibu Muda Berjilbab
- Memek Atun pembantuku
- Mama Lisna dan Pak RT
- Aku Sadar Dijadikan Obyek Onani Oleh Anakku
- Memuaskan Ustazah Dila Yang Lagi Horni
- Kuentot memek dokter berjilbab
- Kubuka Jilbab Ibu Kostku Yang Menggoda
- Wanita berjilbab itu istri orang, dan dia menikmat...
- Digilir 8 Kontol
- Desahan Tanteku bikin aku muncrat
- Ngentot Dahsyat dengan Syahrini
- Mantapnya memek wulan guritno
- Nafa Urban mendesah
- Memek Diana mantaaaap
- Memek Denita dibanjiri sperma
- Rere Gadis SMU yang Malang
- Sony kamu sungguh luar biasa Sayang
- Menjádi pemuás náfsu seks Ibu mudá
- Ngentot TINNY, PACAR SAHABATKU
- CEWEK DESA
- Gemes Deh
- Keperawanan ku Hilang di Penginapan
- Menikmati Memek Sari teman Kost
-
▼
Januari
(32)
0 komentar:
Posting Komentar